Jumat, 20 Juli 2012

[Note] Secret Admirer




Pernah kah anda mengalami menjadi secret admirer ? Jika sudah pasti anda akan mengalami beberapa perasaan yang menimpa anda, mulai dari perasaan senang karena bisa bertemu dengan seseorang yang anda suka, lalu ada juga perasaan rindu stadium empat karena anda tidak bertemu dia dalam waktu yang cukup lama. Lalu ada perasaan sedih karena anda tidak bisa ngobrol dan cuma hanya bisa memandang dia dari jauh atau sewaktu berpapasan saja. Ada juga perasaan marah karena anda tau dia lagi berbicara akrab dengan lawan jenis,  dan ada perasaan dewasa ketika km hanya bisa mendoakan dia dari jauh, tapi yang paling parah adalah ketika anda mulai berani menyapa dia, tetapi dia malah mengacuhkan anda. Jika itu terjadi maka anda pasti akan menyesal karena memiliki niat untuk menyapa.

Tapi alhamdullilah itu tidak terjadi kepada saya dan jangan sampai, karena itu sangat painfull meskipun hanya membayangkan saja. Yap.. ini terjadi ketika saya kuliah semester terakhir, ketika saya melihat salah satu cewek psikologi dan ternyata dia adalah teman saya. Sejak pertama bertemu, aku berpikir dia memiliki aura untuk menjadi "lebih" dari yang dia punya sekarang, tapi seiiring waktu berlalu dan saya selalu mengamati nya dia tetap berpenampilan sederhana, pendiam, dan senyum dari bibirnya yang selalu menampilkan aura kelebihannya itu. Kita selalu bertemu di perpustakaan dan dia hanya tersenyum kepada teman saya, notabene aku belum kenal dengan dia. Lalu aku mencari info tentang dia dari teman aku itu, ternyata dia teman se gerejanya dan dia merupakan mantan dari temannya yang lain. Sejujurnya aku hanya berpendapat jika dia hanya good looking dan tidak lebih, tapi seiiring berjalannya waktu dan identitas aku bertemu dia, meskipun hanya berpapasan atau chating lewat facebook, aku merasa dia sangat menarik untuk diajak mengobrol. Tapi berhubung waktu itu teman saya suka dengan dia, maka saya hanya bisa menikmati dia dan sesuatu yang aku dari dia yaitu senyumnya cuma memandangnya. Ahhh terasa kurang tapi ya bagaimana lagi, lebih baik diam saja daripada dikira teman saya yang enggak-enggak. 

Berjalannya waktu ternyata teman saya lebih memilih gebetannya yang lain untuk dijadikan pacarnya, bukan dia. Ini merupakan berita baik untuk ku pikirku. hehe. Lalu aku mulai bercerita bagaimana cantiknya senyumnya dia kepada teman saya dan cerita lain lain tentang dia. Dan teman saya malah setuju dengan pendapat saya, dan malah menyuruh saya untuk dekat dengan dia bahkan teman saya bertaruh aku akan sulit dekat dengan dia karena dia orangnya type pendiam. Mendapat sinyal seperti itu, maka saya mulai memikirkan cara untuk mengajak dia mengobrol untuk pertama kali, moment nya adalah ketika dia lagi online facebook, maka secara iseng aku menyapa dia di chat. Lama menunggu dia tidak membalas juga, akhirnya ketika akan off dia membalas chat aku, lalu kita mulai mengobrol dan tidak lama obrolan kita karena dia langsung off waktu itu. Yah.. pikir ku ga ada salahnya ngbrol dikit dengan dia. Lalu besoknya ketika dia di perpustakaan sendirian dan saya juga satu lantai dengan dia, aku mulai mengajak mengobrol dengan dia, ketika itu aku tau jika dia tidak pendiem tapi dia hanya pemalu, karena waktu itu dia respek dengan topik dan candaan yang kita bicarakan. Hingga suatu saat ketika dia akan pamit untuk off, aku beranikan diri untuk meminta no hapenya, dan sangat tidak disangka dia memberikan no hape nya juga.

Setelah itu kita jadi saling mengobrol dan bertemu, hal ini sungguh diluar perkiraan karena bagiku dulu dia untouchable mengingat dulu aku hanya bisa memandanganya dan menikamti senyumnya dari jauh. hehe. Dan pernah kan anda merasakan juga hal seperti ini, orang yang dulu anda suka dan hanya bisa menikamti tertawanya, senyumnya, dan cara bicaranya dari jauh, sekarang dia sedang duduk disebelah anda menikamti film yan diputar di bioskop ??? hehehe. Jika mengutip dari istilah teman saya, "Semua itu ada waktunya" dan sekarang waktunya saya bisa melihat senyumnya yang cantik itu dari dekat :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar