Jarang sekali ada novel dari penulis Indonesia yang memuat tentang nasionalisme atau kebanggan dari negara ini, kebanyakan novel Indonesia sekarang lebih cenderung bergenre cinta atau comedy, bahkan banyak juga penulis yang memilih jenis "teenlit" yang menurut saya terlalu khayal dan mungkin hanya ada dipikiran mereka cerita yang seperti itu.
Namun awal tahun ini saya mendengar dari seorang teman bahwa ada novel berisi banyak tentang nasionalisme dan cinta dibungkus dengan penulisan yang kocak dan scientific lalu banyak menginspirasi banyak orang setelah membacanya, novel itu berjudul "5 cm".
Diceritakan ada 5 sahabat yaitu Genta, Arial, Ian, Zafran dan Riani yang memulai pertemanan sejak SMA merasa ada kebosanan dalam suasana pertemanan mereka saat itu, mereka pun memutuskan untuk break tidak bertemu sejenak dalam 3 bulan. Dalam 3 bulan tersebut banyak hal yang terjadi diantara mereka, termasuk Ian dan Arial. Setelah hampir memasuki masa 3 bulan tidak bertemu, Genta membuat rencana pertemuan yang special untuk teman-temannya, yaitu mendaki gunung Mahameru dan merayakan upacara 17 Agustus disana. Genta merencanakan pertemuan pada tanggal 14 agustus di Stasiun senen pukul 14.00, dan dia juga memberitahukan barang-barang yang akan dibawa.
Pada tanggal dan waktu yang ditentukan, 5 sahabat itu berkumpul + 1 wanita yaitu adek dari Arial bernama Arinda atau biasa dipanggil Dinda. Dalam perjalan menggunakan kereta itu, mereka banyak bercerita tentang kehidupan mereka selama 3 bulan tersebut, dimulai dengan Ian yang ternyata hampir wisuda dan Arial yang sudah jadian dengan Indy. Banyak kejadian yang mereka alami selama perjalanan di dalam kereta, seperti Arial berdebat dengan penumpang kereta yang tidak membeli karcis namun marah ketika ditegur, kejadian mengharukan ketika Dinda, Riani, Zafran dan Genta membeli nasi pecel di stasiun kecil di Jogja bernama Lempuyangan, beberapa pembicaraan ilmiah antara Zafran dan Genta di pintu gerbong dan kata-kata romantis Zafran yang disusun untuk Dinda.
Setelah sampai di stasuin Malang, Arjosari, mereka bertemu dengan seorang supir angkot norak dan lucu bernama Suhartono / Gembul yang telah berkali kali mendaki Mahameru serta pengalamannya sebagai supoter Aremania. Lalu pertemuan mereka di Jip dengan seorang mahasiswa bernama Daniek yang asyik membicarakan tentang camera bersama Ian dan alasan Daniek beserta beberapa teman mendaki Mahameru karena mereka ingin menghormati teman mereka yang menghilang tanpa pernah ditemukan sama sekali hingga sekarang, yang ternyata nama teman mereka tersebut bernama Adrian ( nama yang sama dengan Ian ) dan pemandangan merinding dari Ian ketika dia sekelebat melihat pemakaman dan batu nisan ketika bermalam di Ranu Pane.
Perjalanan dari Ranu Pane di pagi harinya menuju Ranu Kumbolo yang memiliki danau indah dan sejuk lalu mereka membicarakan tentang sebuah topik tentang keberadaan manusia sebenarnya. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan melintasi sebuah sabana luas dan memasuki sebuah hutan yang bagi Genta tidak akan terlupakan karena dia pernah terjebak disana selama semalaman, dan perjalanan menakutkan melewati daerah Kalimati yang curang dan gersang.
Setelah itu sampailah mereka di Arcopodo pada sore hari ini. Arti dari Arcopodo sendiri dari kata Arca ( patung ) dan Podo ( sama / kembar ), namun nyata mereka tidak menemukan bangunan seperti itu dan diketahui bahwa patung tersebut hanya bisa dilihat oleh beberapa orang yang mempunyai sixth sense . Genta menyuruh mereka untuk benar-benar istirahat karena pada jam 3 pagi mereka akan benar-benar mendaki puncak Mahameru yang curam dan membutuhkan banyak stamina. Ketika paginya akan berangkat, mereka menemukan nisan yang ternyata milik teman Daniek bernama Adrian, hal ini membuat Ian sedikit merinding. Disana juga terdapat surat tangan oleh Daniek yang isinya benar-benar menyentuh dan patut untuk direnungkan.
Setelah itu mereka mulai melintasi jalur pendakian puncak Mahameru yang menyeramkan karena hampir banyak bebatuan yang jatuh dan membuat mereka harus waspada. Namun, mereka bernasib sial karena longsor bebatuan yang terjadi saat itu sangat besar sehingga mengakibatkan Dinda pingsan sejenak dan berdarah dahi nya ketika akan menghindari longsor bebatuan dan parahnya Ian tidak sempat menghindarinya, luka yang dideritanya cukup serius sehingga membuat panik teman-temannya, namun ketika Zafran meneriakan namanya dengan keras, Ian pun siuman. Ketika Ian dan Zafran akan kembali mendaki mereka disapa oleh seorang pemuda yang memakai jas almamater untuk segera ke puncak karena upacara akan dimulai. Akhirnya sampai juga mereka di puncak Mahameru dan mereka merayakan dengan upacara sejenak disertai impiaan dan janji mereka untuk Indonesia. Ketika mereka kembali dari Arcopodo, Ian dan Zafran menceritakan tentang pertemuan dengan pemuda yang memakai jas almamater , ternyata yang dilihat mereka berdua adalah sosok Adrian yang notabene telah meninggal dan hal ini membuat terperangah keempat orang tersebut.
Mereka pun akhirnya kembali turun dan berkemah sejenak di Ranu Kumbolo lagi. Tepat saat mereka sedang menikmati suasana sore hari, munculah arti dari judul "5cm" ini yang ternyata sangat memotivasi hampir banyak pembaca. Dan ketika Zafran, Dinda, Arial dan Ian telah tidur, saat itu pula Genta menyatakan perasaanya pada Riani yang ternyata membuat Riani sedih, karena Riani sendiri telah jatuh hati pada Zafran dan Zafran di dalam tenda mendengar apa yang Riani katakan dan Dinda pun ternyata selama ini menaruh pada sosok Genta tapi tidak berani dia ungkapkan.
Diakhir buku ini, diceritakan kehidupan mereka setelah 10 tahun berlalu. Mereka telah memilik anak-anak, Zafran akhirnya menikah dengan Riani, Genta dengan Citra ( teman kerja Riani ), Arial dengan Indy , Dinda dengan Daniek. Diakhir cerita, anak-anak dari mereka termasuk anak Ian, sedang melakukan upacara pengibaran bendera yang secara langsung mengingatkan mereka pada kejadian di Mahameru.
Banyak hal yang bisa dipetik didalam novel ini, tentang sebuah motivasi hidup seperti yang terjadi di suatu diskusi antara Zafran dan Genta di gerbong kereta api tentang sebuah "Manusia gua dari cerita Plato dan Aristoteles" atau ketika mereka di Ranu Kumbolo dan saat mereka membaca surat Daniek untuk Alm.Adrian. Tapi yang paling berkesan menurut saya adalah kata-kata Genta ketika menjelaskan bagaimana suatu cita-cita dapat terwujud jika kita menaruhnya sepanjang 5 cm dari dahi menggunakan jari atau 2 halaman terakhir buku ini yang sangat menyentuh kata-katanya. Dan prinsip "5cm" tersebut akan saya coba dan terapkan saat ini.
Nasionalisme juga mengalir deras melalui kata-kata yang tercetak di buku ini. Hal itu digambarkan bagaimana mereka berlima menceritakan pengalaman ketika Maret 1998, mahasiswa saat itu digambarkan pahlawan-pahlawan bangsa karena berhasil membentuk suatu zaman Reformasi menggantikan Orde Baru yang penuh dengan kebususkan pemerintah. Juga surat Daniek di Arcopodo kepada Alm.Adrian juga menggambarkan masa-masa perubahan saat itu. Selain itu rasa kebanggangan dan Nasionalisme kita akan memuncak bagaimana mereka berenam berjanji ketika Sang Merah Putih berkibar di puncak Mahameru. Sungguh cerita-cerita tentang nasionalisme di buku ini, menyadarkan saya bagaimana saya harus berbuat untuk negeri ini, dan bagaimana juga saya menghargai jasa-jasa pahlawan dengan akan menjadi manusia yang akan berguna untuk bangsa dan negara.
Hal yang menarik di novel ini juga tentang bagaimana sebuah quote dari beberapa filsuf zaman dulu seperti Aristoteles, Plato, Christopher Colombus, Napoleon , Gajah Mada, Chairil Anwar, Martin Luther King dll membaur dengan tema pembicaraan mereka berlima. Potongan-potongan lirik lagu lawas dari penyanyi dan group band terkenal seperti Jim Hendrix, John Lennon, The Doors, Goo Goo Dolls, Iwan Fals, dll membuat novel ini semakin menarik karena "Musik merupakan anugrah Tuhan kepada kita" ( Ludwig Van Beethoven ) dan tidak pernah terpisahkan dari suatu kehidupan benar-benar maknanya muncul di novel ini. Disini pun mereka berenam maniak film, karena beberapa potongan kata dari suatu film muncul di disini seperti ketika William Wallace tokoh dalam film Brave Heart yg diperankan oleh MelGibson yaitu "Everyman dies not everyman relly lives" dan masih banyak yang lain di novel ini memberi kita banyak inspirasi dan perbendaharan kata-kata.
seperti pada awal tadi, banyak yang bilang novel ini bagus dan banyak memberi inspirasi tentang hidup bagi hampir semua orang yang membaca, dan hal itu saya rasakan sendiri jika memang novel ini akan mengispirasi kalian paca pembaca. Novel ini tidak berat seperti novel motivasi lainnya tapi juga tidak seperti teenlit. Sangat dianjurkan untuk dibaca. Dan seperti kabar beredar novel ini telah dibuat film layar lebar, dan akan rilis tanggal 12-12-2012.
Banyak hal yang bisa dipetik didalam novel ini, tentang sebuah motivasi hidup seperti yang terjadi di suatu diskusi antara Zafran dan Genta di gerbong kereta api tentang sebuah "Manusia gua dari cerita Plato dan Aristoteles" atau ketika mereka di Ranu Kumbolo dan saat mereka membaca surat Daniek untuk Alm.Adrian. Tapi yang paling berkesan menurut saya adalah kata-kata Genta ketika menjelaskan bagaimana suatu cita-cita dapat terwujud jika kita menaruhnya sepanjang 5 cm dari dahi menggunakan jari atau 2 halaman terakhir buku ini yang sangat menyentuh kata-katanya. Dan prinsip "5cm" tersebut akan saya coba dan terapkan saat ini.
Nasionalisme juga mengalir deras melalui kata-kata yang tercetak di buku ini. Hal itu digambarkan bagaimana mereka berlima menceritakan pengalaman ketika Maret 1998, mahasiswa saat itu digambarkan pahlawan-pahlawan bangsa karena berhasil membentuk suatu zaman Reformasi menggantikan Orde Baru yang penuh dengan kebususkan pemerintah. Juga surat Daniek di Arcopodo kepada Alm.Adrian juga menggambarkan masa-masa perubahan saat itu. Selain itu rasa kebanggangan dan Nasionalisme kita akan memuncak bagaimana mereka berenam berjanji ketika Sang Merah Putih berkibar di puncak Mahameru. Sungguh cerita-cerita tentang nasionalisme di buku ini, menyadarkan saya bagaimana saya harus berbuat untuk negeri ini, dan bagaimana juga saya menghargai jasa-jasa pahlawan dengan akan menjadi manusia yang akan berguna untuk bangsa dan negara.
Hal yang menarik di novel ini juga tentang bagaimana sebuah quote dari beberapa filsuf zaman dulu seperti Aristoteles, Plato, Christopher Colombus, Napoleon , Gajah Mada, Chairil Anwar, Martin Luther King dll membaur dengan tema pembicaraan mereka berlima. Potongan-potongan lirik lagu lawas dari penyanyi dan group band terkenal seperti Jim Hendrix, John Lennon, The Doors, Goo Goo Dolls, Iwan Fals, dll membuat novel ini semakin menarik karena "Musik merupakan anugrah Tuhan kepada kita" ( Ludwig Van Beethoven ) dan tidak pernah terpisahkan dari suatu kehidupan benar-benar maknanya muncul di novel ini. Disini pun mereka berenam maniak film, karena beberapa potongan kata dari suatu film muncul di disini seperti ketika William Wallace tokoh dalam film Brave Heart yg diperankan oleh MelGibson yaitu "Everyman dies not everyman relly lives" dan masih banyak yang lain di novel ini memberi kita banyak inspirasi dan perbendaharan kata-kata.
seperti pada awal tadi, banyak yang bilang novel ini bagus dan banyak memberi inspirasi tentang hidup bagi hampir semua orang yang membaca, dan hal itu saya rasakan sendiri jika memang novel ini akan mengispirasi kalian paca pembaca. Novel ini tidak berat seperti novel motivasi lainnya tapi juga tidak seperti teenlit. Sangat dianjurkan untuk dibaca. Dan seperti kabar beredar novel ini telah dibuat film layar lebar, dan akan rilis tanggal 12-12-2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar