Kamis, 02 Mei 2013

[Note] Curhat Seorang Teman

14 April 2013

Daerah tembalang sore itu sedang diguyur hujan yang deras, suara petir menggema dalam interval waktu tidak pasti disertai angin kencang yang dapat diketahui ketika melihat sebuah pohon yang terombang ambing daun dan ranting. Para pengendara motor pun mulai berhenti di bawah pohon atau ruko terdekat demi menghindari kejadian tersebut, buruk lah cuaca ketika itu jika dinilai, dan aliran air dalam saluran mulai meluap, naik ke aspal untuk mencari tempat yang lebih rendah. Semua deskripsi itu terlihat jelas di dalam cafe yang nyaman ini, tidak begitu ramai suasanya waktu itu, asap rokok tidak bertebaran seperti biasanya lalu sepinya cafe itu berimbas pada kecepatan wifi. Rasa syukur terucap oleh bibir ini ketika melihat semua itu, baik bersyukur karena tidak terkena buruknya cuaca diluar maupun kenyamanan yang ditawarkan cafe ini pada sore itu.

Beberapa saat kemudian bel pintu cafe itu bergemerincing, menandakan pengunjung yang datang. Ya, dia adalah seorang teman lama (sudah lama emang enggak ketemu) yang telah janji untuk datang menemui saya. Setelah dia memesan minuman, kami basa basi sebentar untuk menemukan sebuah topik yang tepat untuk diperpanjang menjadi sebuah obrolan. Akhirnya saya menemukan topik untuk diolah menjadi sebuah obrolan, yaitu tentang mantan dia, kebetulan dia tidak keberatan untuk menceritakannya, atau jangan-jangan dia memang lagi ingin curhat, sapa tau. 

Dia menceritakan jika belum bisa move on dari pacar nya dulu selama 2 tahun ini dengan alasan dia masih mencintai mantannya. Dia selalu galau ketika sedang sendirian, kesepian tiba-tiba rasa kangen terhadap mantannya muncul kembali. Wajar sih pikirku, maka aku tawarkan pendapat tentang mencari seseorang sebagai pengganti mantannya, "Kenapa kamu enggak nyari cowo lain?", kata-kata itu meluncur dari mulut ku, saran yang sederhana dan familiar. Dia ternyata sudah melakukannya sejak lama, mulai dari deket dengan beberapa kenalan teman-temannya hingga dengan teman BBM dia, tapi semua serasa hambar bagi dia. "Udah no, aku udah nyoba kenal ampe jalan dengan beberapa kenalan temen-temen ku, tapi tetep aja semua ga ada yang pas".

Setelah jeda sebentar, dia pun kembali bicara, "apa cintaku udah habis di tu cowo ya no?". Sebuah pertanyaan singkat, ngena dan entah kenapa menjadi kepikiran aku nya. "Bisa jadi seperti itu", hanya itu jawaban dari pertanyaan dia tadi. Dia pun memang menyadari, setelah beberapa kali menjalin kasih, cuma dengan mantannya ini dia merasakan hal lain tidak seperti dengan mantan lainnya. 

Ketika hujan telah berubah menjadi gerimis, dia pun pamit untuk pulang. Mungkin dia bakal kembali memikirkan mantannya ketika perjalanan pulang, begitu juga dengan aku yang memikirkan kata-kata dia tetapi dengan subjek yang beda, "Apa cintaku habis di wanita itu ya?", Semoga tidak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar