Rabu, 10 Oktober 2012

[Note] Jamu



Jamu merupakan warisan dari leluhur bangsa Indonesia di bidang pengobatan, kesehatan dan budaya. Beberapa tahun ini, jamu mulai populer sebagai salah satu pengobatan alternatif yang mana muncul dari mahalnya  solusi masalah kesehatan di zaman modern ini. Dahulu sebelum berbagai obat modern muncul, jamu merupakan solusi yang sering digunakan orang dalam pengobatan entah itu untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, sebagai pencegahan atau untuk menambah stamina. 

Dulu ketika tahun 90 an, banyak pedagang jamu yang sering kita jumpai dari pagi hingga sore. Pedagang jamu dulu identik dengan wanita tua yang menggunakan kebaya dan menggendong berbagai macam jamu olahan dalam suatu wadah sehingga muncul istilah "Tukang Jamu Gendong". Jamu sendiri merupakan olahan dari berbagai macam tanaman herbal yang mempunyai khasiat masing-masing, dan tentunya harga yang ditawarkan pun tergolong terjangkau untuk kelas menengah kebawah. Namun dalam perjalannnya, jamu banyak mengalami kemunduran dan pemalsuan, alasannya hampir sama yaitu sulitnya mendapatkan bahan baku sehingga banyak pedagang jamu "nakal" menambahkan zat-zat kimia dengan menggunakan dosis tanpa aturan. Apalagi ditambah beberapa kasus orang-orang yang keracunan setelah mengkonsumsi jamu, hal ini sungguh menyedihkan ditengah obat-obatan yang semakin mahal, jamu atau minuman herbal lain yang digadang-gadang sebagai alternatif obat malah disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan tidak sesuai dengan dosis yang berlaku, sehingga menyebabkan gejala efek samping pada konsumen. Untuk jamu kemasan sendiri tidak luput dari penyalahgunaan penambahan bahan kimia, banyak produsen yang sering menambahkan bahan kimia tetapi tidak dicantumkan pada kemasan, hal ini dinamakan sebagai "adulterasi".

Untuk sekarang dengan kemajuan teknologi, banyak pengusaha membuat beberapa olahan jamu yang modern dan higienis. Hal ini sulit ditemukan di zaman dulu yang mungkin dalam pengolahan jamu masih menggunakan alat seadannya dan pengetahuan tentang higienis masih rendah bagi pembuat jamu. Kita bisa lihat sekarang banyak perusahan jamu terkenal menerapan GMP ( Good Manufacturing Practice ) dalam pembuatan hingga didapat hasil dengan kualitas tinggi. Kemasan yang digunakan pun dibuat menarik sehingga memudahkan konsumen untuk tertarik membeli maupun mengingatnya sebagai "Top of Mind". Mereka tidak hanya menerapkan GMP saja , tapi juga GHP ( Good Hygiens Practice ) yang mencakup kebersihan mesin, SDM yang bekerja maupun tempat mereka bekerja. GDP ( Good Distribution Practice ) juga diterapkan dalam menjaga kualitas produk agar tetap terjaga sejak keluar dari pabrik hingga ke tangan konsumen. Para pemilik perusahaan jamu modern tersebut menerapkan standart seperti itu mungkin untuk mendapat sertifikat ISO 9000 ( tentang manajemen mutu ),  ISO 22000 ( Food Safety Management )  atau sertifikat HACCP sehingga menyakinkan konsumen jika produk tersebut sangat layak untuk dikonsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar